Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 24 – 30 Maret 2024

Gambar
  1 Korinti 3 : 5 – 9a  Thema : Sada Aron Ndahiken Dahin Dibata 1 Korinti : 3 : 5 – 9a  Bahasa Karo  Ise kin Apolos? Ise kin Paulus? Kami enda pelayan Dibata kap ngenca, si negu-negu kam gelah erkiniteken. Sekalak-sekalak kami ndahiken dahin rikutken si ibereken Tuhan man kami. Aku nuanca, Apolos niramsa; tapi Dibata si erbahanca turah. Si nuanca ras si niramsa labo penting, tapi si penting eme Dibata, sabap ia nge si peturahsa. Si nuanca ras si niramsa sada aron kap; tapi sekalak-sekalak ibereken Dibata me upahna rikutken pendahinna sekalak-sekalak. Sabap kami sada aron kap ndahiken dahin Dibata, janah kam me JumaNa. Fakta Dan Makna  1. Ijelasken Paulus keduduken Apolos ras dirina ibas nuanken kata Dibata.   Langa bo jelaskal ise kin situhuna Apolos, tapi arah penuriken Paulus enda, aminna pe hanya contoh tah analogi, tapi isejajarken Paulus dirina ras Apolos. Belakangan lit penafisran bahwa Apolos kemungkinan besar penulis kitab Heber (Ibrani). Sieteh maka Kitab Ibrani lah si me

Djarot Sihar Unggul Dalam 25 Kriteria



Kita semua dituntut memilih secara cerdas, agar  calon yang kita pilih benar benar sesuai harapan kita bisa membuat perubahan dan membawa rayat kepada kebaikan dalam Pilkada tahun ini.  Memilih dengan cerdas pada pratekknya adalah memilih calon yang mempunyai karakter dan kompetesi khusus sebagai pemimpin apakah jadi gubernur, walikota atau bupati.  Syaratnya disini kita harus benar benar mengenal calon yang kita pilih dan mengolahnya  dengan analisa pengambilan keputusan. 

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan agar pilihan yang kita buat benar benar objektif dan sesuai dengan karakter, kepribadian dan kompetensi calon yang kita pilih . Langkah pertama dalam hal ini kita (pemilih)   harus mengenal calon calon yang ada dengan cara mengumpulkan segala informasi.

Ketiga Pasang Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Utara 2018


Dalam Pilkada Gubernur Sumatra Utara 2018, ada dua pasang yang sudah resmi diputuskan KPUD Sumatra Utara dan satu calon lagi sedikit terhambat karena masalah administrasi. Keenam calon atau tiga pasang calon itu adalah, Edy Rahmayadi dengan Moesa Rajekh (ijeck), Djarot Syaful Hidayat dan Sihar Sitorus, serta Jopinus Ramli Saragih dengan Ance Selian.
Edy Rahmayadi adalah mantang Pangkostrad yang beberapa kali diangkat menjadi komandan upacara hari ulang tahun TNI.  Sebelum Pangkostrad dia pernah juga menjadi Panglima Kodam I Bukit Barisan di Medan. Orangnya berani dan tegas seperti biasanya  seorang militer. Terakhir terpilih menjadi Ketua Umum PSSI, meskipun saat ini PSSI belum menunjukkan prestasi yang lumayan. 

Wakil Edy sebagai calon wakil Gubernur Sumatra adalah Moesa Rajeck Shah (Ijeck). Dia adalah putra dari keluarga besar Shah yang sangat terkenal di Sumatra Utara.  Keturunan Afghanistan yang sudah sekian lama tinggal di Medan, dan menjadi keluarga yang sungguh terpandang. Terkenal sebagai keluarga yang turun temurun  ketua Ormas Pemuda Pancasila di Sumut.  Menguasai banyak property di Sumatra Utara, langganan anggita DPRD Tingkat 1 Sumatra Utara. Saat ini salah seorang putri keluarga besar ini menjadi bintang film dan model iklan yang terkenal dengan kecantikannya, Raline Shah.

Calon Gubernur Nomor 2 adalah Djarot Syaiful Hidayat.  Terkenal dengan penampilan yang sangat kebapakan dan low profile, pernah menjabat dua kali sebagai Bupati Blitar, menjadi Wakil Gubernur saat Ahok menjabat Gubernur DKI. Terakhir ketika Gubernur Ahok terpenjara, dan posisi Gubernur DKI ditinggal maka otomatis Djarot Syaiful Hidayat diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta, yang dia emban selama 4 bulansampai bulan Oktober 2017.  Djarot adalah Kader PDIP yang saat ini menjabat ketua DPP dan pernah menjadi anggota DPR RI.

Calon Wakil Gubernur yang mendampingi Djarot adalah Sihar Sitorus. Sihar adalah Putra Pengusaha Besar Sumatra Utara alm DL Sitorus. Tentu dia sangat kaya ya.  Terbukti dia adalah calon gubernur dan wakli gubernur dengan jumlah kekayaan paling besar untuk Pilkada tahun 2018 ini seluruh Indonesia.  Mengenyam pendidikan Bisnis sampai meraih gelar tertinggi Philosophy Of Doctor dari Universtas di Manchester Inggris.  Pernah bekerja di PT Frefport dan Bursa Efek Jakarta, serta mencintai sepak bola. 

Calon yang masih menunggu keputusan KPU sebagai calon nomor tiga adalah Jonpinus Ramli Saragih atau lebih popular dengan sebutan JR Saragih. Dia adalah bekas militer dengan pangkat terakhir sebagai Pamen (Perwira Menengah) yang akhirnya menjadi Bupati Kabupaten Simalungun.  Saat ini dia menjabat untuk periode yang kedua.  Selain jadi Bupati JR Saragih juga mempuyai usaha Rumah Sakit.  Nama Rumah Sakit JR adalah RS Efarina (diambil dari nama putri semata wayangnya.  Terkenal dengan prilaku rajin memberi sumbangan.

Wakil JR Saragih adalah Ance Selian.  Dia adalah politikus yang dibesarkan di Pesantren. Merupakan ketua DPW PKB Sumatra Utara dan pernah menjabat sebagai anggota DPRD Sumatra periode 2009 sd 2014. Ance adalah anak kelima dari tujuh bersaudara dari ayah bermarga Siregar dan ibu br Harahap.  Jadi Ance meskipun pakai Selian, tapi asli orang batak. 

Langkah kedua untuk menganalisa adalah dengan menetapkan kriteria  sebagai alat untuk menilai kesiapan calon sebagai Gubernur dan wakil gubernur.  Kriteria ditetapkan setelah kita menentukan tujuan melakukan analisa.  Dalam hal ini kami usulkan tujuan adalah Untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur yang dapat memimpin Sumatra Utara penuh selama lima tahun, dan setiap mampu melakukan terobosan terobosan perubahan yang berdampak positif. 

Karena yang dipilih adalah seorang Gubernur dan wakilnya, dan jabatan ini cukup tinggi  kedudukannya (bahkan menteri pun ada  yang mundur supaya bisa menjadi calon gubernur) maka kriteria yang kami tetapkan ada sebanyak 25 kriteria (lihat table).  Sebab semakin banyak kriteria, maka pilihan akan semakin objektif. 

Langkah ketiga adalah memberikan bobot kepada setiap kriteria yang menggambarkan seberapa penting dan seberapa vital kriteria itu sebagai sesuatu yang dimiliki si calon.  Bobot ini diberikan dari angka satu sampai lima, dimana lima menggambarkan angka paling tinggi yang artinya kriteria itu adalah penting dan vital.

Kami ambil dua contoh  (1) Punya Jiwa Kepemimpinan  dan contoh yang (2) Komitmen dalam memajukan bidang kesenian dan budaya Sumatra Utara.  Bobot untu jiwa kepemimpinan adalah 5 sedangkan bobot untuk komitmen dalam memajukan bidang kesenian dan budaya Sumatra Utara kami beri bobot 2.   Artinya  tuntutan terhadap Calon mempunyai jiwa kepemimpinan  lebih penting dari pada komimtmennya memajukan seni dan budaya Sumatra Utara. 

Langah keempat adalah memberikan nilai kriteria  tadi kepada semua calon (tiga pasang).  Nilainya tentu saja berdasarkan seluruh track record dari ketiga pasang calon dan informasi informasi yang lain selama ini.  Dalam hal ini nilai diberikan dari 1 sd 10, dimana 10 adalah yang terbaik.  BIsa saja ketiga calon nilainya sama.  Atau ada yang  benar benar menonjol pada kriteria tertentu. 

Contoh Untuk kritteria mempunyai Jiwa Kepemimpinan tadi kami melihat Edy dapat nilai 9. Djarot juga 9 dan JR Saragih juga 9.  Karena sama sama mereka pada bidangnya masing masing terbukti sudah pernah menjadi pemimpin handal. Sebagao penyandang  Jenderal Bintang 3, tidak sembarangan untuk memperlehnya. Pernah jadi Bupati dua priode menurut kami juga sangat hebat lah ini.

Lalu untuk kritertia  Komitmen untuk memajukan Kesenian dan Kebudayaan kami memberikan nilai sebagai berikut  Edy dapat nilai 5 (karena menurut kami militer itu harus tegas dan berwibawa) jadi kaku dalam berkesenian, Djarot dapat nilai 6 karena Djarot sekali sekali pintar melawak pulak, dan JR Saragih kamu beri nilai 7. Dalam hal ini JR dan pasangannya lah yang mendapat nilai paling tinggi, karena dua duanya adlah orang Sumatra Asli yang tentu saja hidup di dalam budaya asli serta suka dan jago menyanyi.  CKR Kawan? 

Langkah kelima  adalah mengalikan nilai kriteria dengan bobotnya untuk seluruh kriteria yang jumlahnya 25 tadi. Lalu nilai kali bobotnya untuk masing masing calon dijumlahkan sehingga diperoleh lah nilai total.  Siapa yang nilainya paling tinggi, dialah yang tepat untuk dipilih menjadi Gubernur sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Bagaimana hasilnya? Hasilnya adal di table dibawah ini.


Berdasarkan analisa dengan 25 kriteria, Djarot Sihar lah yang mendapat jumlah nilai paling tinggi yaitu 805, disusul oleh Edy dan Ijeck dengan nilai 713 dan yang paling rendah adalah JR Saragih dan Ance dengan nilai 696.   

Apa yang membuat nilai antara Edy dan Djarot berbeda cukup tajam? Menurut analisa kami adalah faktor Wakil Gubernurnya.   Calon wakil gubernur Edy yaitu saudara Ijeck ternyata lebih banyak memberikan niali negative sehingga mengurangi nilai keseluruhan untuk pasangan nomor satu ini.  Latar belakang Ijeck sebagai ketua PP dan dekat dengan kaum preman adalah faktor yang sangat mengurangi terhadap Edy. Rahmayadi sebagai calon gubernur. 

Sedangkan untuk Djarot dipilihnya Sihar Sitorus sebagai calon Wakil Gubernur sangat positif. Pendiddikan lanjut yang dimiliki Sihar, sepak terjang nya selama ini sebagai  professional serta prestasinya pernah memperbaiki prestasi PSMS Medan sangat positif.

Bagaimana dengan JR.  Faktor kekuarangan ada di dalam diri JR Saragih. Karena kasusnya yang pernah berurusan dengan KPK ini sangat melemahkan nilai terhadap karakter dan integritas JR.  Sedangkan pengaruh pasangannya Calon wakil gubernur, yaitu Ance Selian sebenarnya positif apalagi sebagai orang yang besar di Pesantren dan menjadi anggota NU. 

Perhatikan satu satu persatu kriteria itu.  Ada beberapa kriteria dimana Edy yang paling tinggi nilainya misalnya dalam ketegasan memberikan instruksi, Saya kira pantas Edy dapat nilai 10.   Ada beberapa kriteria dimana Djarot mendapat nilai paling tinggi misalnya Kemampuan menarik investasi Masuk Sumut dari Seluruh dunia, saya kira pasangan Dajrot dan Sihar pantas mendapt nilai 9.  Ada juga beberapa kriteria dimana JR lah yang mendapat nilai paling tinggi yatu Komitmen dalam memajukan bidang kesehatan masyrakat, saya kira pantas lah JR mendapat nilai yang paling tinggi dengan angka 8.

Jadi metoda analisa yang diterapkan diatas, adalah metoda yang paling objektif. Tentu saja hasilnya pun objektif.  Jadi untuk Sumatara Utara dalam Pilkada tahun 2018 ini, Djarot Sihar lah calon yang paling baik dari ketiga pasang calon.  Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023