Dalam film
Gladiator yang dibintangi
antara lain Richard Harris (Kaisar Marcus Aurelius) dan Russel Crowe
(Maximus, Sang Gladiator) terjadi dialog yang sangat menarik. Dialog
yang menggambarkan permintaan Kaisar kepada orang kepercayaannya,
pemimpin pasukan Maximus untuk kembali melakukan satu tugas penting.
Padahal Maximus sudah ingin sekali pulang ke rumah menemui keluarganya
setelah 2 tahun 264 hari meninggalkan tanah pertaniannya di Spanyol.
Beginilah antara lain dialog dalam film yang memenangkan Russel Crowe
sebagai peraih Piala Oscar pada tahun 2001 .
Marcus Aurelius :
Masih ada satu tugas lagi yang kuminta kau laksanakan sebelum kau pulang.
Maximus :
Apa yang harus aku lakukan ?
Marcus Aurelius :
Lindungi Roma setelah aku tiada.
Akan kuberi kau wewenang hanya untuk 1 tujuan. Pulihkan kedaulatan
Rakyat Roma dan akhiri korupsi yang mencacatinya. Tidakkah kau terima kehormatan besar yang kutawarkan padamu ini?
Maximus :
Dengan sepenuh hati, TIDAK.
Marcus Aurelius :
Itu sebabnya harus kau orangnya.
Maximus :
Tapi seharusnya seorang wakil rakyat yang kenal kota dan paham politik.
Marcus Aurelius :
Tapi kamu belum dirusak oleh Politik Roma.
Dalam dialog berikutnya, Maximus mengatakan “
Aku butuh waktu”,
selanjutnya dia menerima penugasan tersebut, bahkan harus menghembuskan
nafasnya yang terakhir di Roma. Tidak sempat pulang menjenguk anak dan
istrinya di rumahnya yang sangat sederhana.
Jokowi pun kalau ditanya kesiapannya untuk menjadi calon presiden pada tahun 2014 nanti tetap berkata tidak bersedia.
a
Aku masih fokus untuk membenahi macet dan banjir di Kota Jakarta,
katanya. Alasannya sederhana, alasannya jelas. Namun hasil survey
yang dilakukan oleh beberapa lembaga survey yang berbeda tetap
menempatkan Jokowi sebagai calon presiden terpopuler.
Penolakan Jokowi menurut saya adalah
alasan pertama untuk
menempatkan dirinya sebagai calon terbaik dan presiden terbaik yang
(akan) dimiliki Indonesia. Sebab alasan penolakannya menggambarkan
ketulusan jiwanya. Kita butuh presiden yang jiwa dan hatinya tulus
untuk membenahi Indonesia. Negara kaya sumber daya, namun sebagian
besar rakyatnya masih sangat menderita.
Penolakan Jokowi untuk dicalonkan menjadi Presiden berikutnya juga
menggambarkan bahwa bagi dia menjadi presiden itu bukanlah suatu
previledge
atau kebanggan sekaligus kemewahan fasilitas dan penghormatan. Namun
bagi seorang pekerja sejati menjadi presiden adalah sebuah tugas, dan
sebuah amanah yang harus diemban dengan seluruh jiwa dan raga.
Jokowi menolak menjadi calon Presiden adalah alasan terbaik untuk
memilih dirinya menjadi calon presiden. Bukan seperti calon calon
presiden yang lain, yang sangat kentara terlihat bahwa motivasinya
adalah kekuasaan, kesempatan, kekayaan, dan lain sebagainya.
Alasan kedua untuk harus memilih Jokowi sebagai Presiden karena
dia mempunyai karakter untuk sadar diri, sadar lingkungannya.
Kesadaran diri yang begitu nyata yang membawa dia selalu ingin dekat
dengan
Rakyat Jakarta serta mengetahui persoalannya. Presiden
kalau hanya dikelilingi oleh lingkungan istana atau lingkungan elite nya
saja pasti tidak tahu atau tidak peka terhadap situasi ril rakyat yang
dipimpinnya.
Ada satu pengalaman kecil yang mempunyai makna yang sangat besar yang
diperlihatkan oleh Jokowi sekitar 2 atau 3 hari yang lalu. Ketika dia
kembali dari Solo dengan menumpang pesawat Garuda Indonesia dan duduk
di kelas ekonomi. Ketika dia ditanya oleh wartawan mengapa memilih
kelas ekonomi, Jokowi memberikan jawaban yang sangat sederhana dan apa
adanya.
Jawaban Jokowi :
dulu ketika aku masih jadi pengusaha, aku duduk di
kelas bisnis. Sebab sebagai pengusaha uang saya pribadi lah yang saya
pakai untuk membeli tiket saya. Sekarang saya tidak membeli tiket
dengan uang saya, namun dari gaji (uang rakyat) jadi saya tidak berani
memakai uang rakyat. Lalu Jokowi pun duduk dideretan kursi no 28 atau 29 di kelas ekonomi.
Nampaknya sederhana pengakuan ini, akan tetapi hal ini menunjukkan
karakter Jokowi yang sebenarnya. Bahwa Jokowi seandainya pun kelak jadi
Presiden dia akan sadar diri mempergunakan fasilitas yang diberikan
kepadanya. Dapat diyakini (terutama kalau dibandingkan dengan nama nama
calon presiden yang lain) bahwa prilaku dan tindakannya seandainyapun
menjadi presiden tetap akan sederhana, banyak senyum namun dekat dengan
rakyat.Kalau kita menginginkan seorang presiden yang mau bekerja demi
rakyatnya, maka saat ini Jokowi lah calon terbaik.
Alasan ketiga untuk menempatkan Jokowi sebagai calon presiden
terbaik adalah Ahok atau Basuki Tjahja Purnama. Lho Koq Ahok menjadi
alasan bagi Jakowi menjadi calon presiden terbaik? Bagaimana logikanya?
Jokowi kalau ditanya mengapa belum mau dicalonkan menjadi Presiden
jawabnya selalu adalah masih mau membenahi Jakarta. Artinya Jokowi
komitmen dengan janjinya selama kampanye bahwa dia akan total membenahi
Jakarta bersama pasangannya sebagai wakil Gubernur DKI yaitu Ahok.
Kalau dilihat sepak terjang ataupun prestasi yang dilakukan Ahok selama
ini kita yakin bahwa tanpa kehadiran Jokowi pun Ahok bisa dan diyakini
akan mampu meneruskan ide dan visi Jokowi untuk menuntaskan masalah
Jakarta. Karena komitmen dan karakter yang dimiliki Ahok pun tidak jauh
berbeda dari Jokowi. Seandainya pun Ahok ditinggalkan Jokowi (karena
menjadi Presiden) untuk membenahi Jakarta diyakini Ahok dapat
menuntaskan nya.
Bahkan akan ada peluang yang lebih besar, sebab Jokowi bukan lagi pasangan Ahok sebagai Gubernur namun sebagai Presiden. Tentu
power dan pengaruhnya akan semakin besar.
Inilah tiga alasan yang saya lihat yang menjadikan Jokowi sebagai
calonp residen terbaik pada tahun 2014 nanti. Tentu teman teman
Kompasianer pasti mempunyai alasan alasan yang lain untuk mendorong Jokowi menjadi calon presiden terbaik.
Bagaimana peluangnya?
Peluang untuk Jokowi menjadi Presiden sangat kuat. Bahkan banyak calon
yang lain ingin menempatkan Jokowi sebagai Calon Wakil Presiden. Karena
Jokowi akan mampu mendulang suara. Aburizal Bakrie (ARB) bahkan sudah
sangat kuat keinginannya untuk meminang Jokowi menjadi wakilnya. Sebab
tanpa Jokowi, ARB diprediksi tidak akan mampu meraih suara.
Tentu kalau Jokowi menjadi Calon Presiden, perlu dicari wakilnya yang
dapat menutupi kekurangan Jokowi. Dalam upaya pemberantasan korupsi
misalnya alangkah eloknya jika Mahfud MD bersedia menjadi calon wakil
Presiden, maka kemungkinan besar pasangan inilah yang akan menjadi
Presiden pada Pemilu tahun 2014.
Calon yan lain bisa saja dari militer. Dalam hal ini saya melihat ada
dua kemungkinan calonnya yaitu Prabowo ataupun Kasad sekarang Pramono
Eddy Wibowo. Jika memilih Prabowo maka suara partai Gerindra yang saat
ini naik daun akan membuat jumlah suara semakin kuat. Dan akhirnya
dukungan partai Gerindra di DPR pun akan semakin kuat.
Kalau Memilih Pramono Eddy Wibowo, maka suara militer dan suara Partai
Demokrat meskipun akan menurun namun tetap dapat memberikan dukungan
yang sangat kuat. Kalau Jokowi dipasangkan dengan Pramono Eddy Wibowo,
dan didukung oleh Partai Demokrat, saya yakin suara atau elektabilitas
PD pun bisa semakin meningkat.
Jokowi adalah
masterpiece untuk calon presiden berikutnya,
sedangkan wakilnya yang paling berpotensi adalah Mahfud MD atau Pramono
Eddy Wibowo serta Prabowo Subianto.
Dan alasan terbaik untuk menjadikan Jokowi calon presiden adalah penolakannya menjadi calon presiden.
Komentar