Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Wah, Otak Koruptor Ternyata Sama Dengan Otak Pengguna Narkoba

Gambar
Nurani masyarakat Indonesia masih saja terlukai, terkait kasus  hukuman mati gembong narkoba  yang diubah Mahkamah Agung menjadi hanya penjara seumur hidup.  Pada satu sisi pemerintah seolah olah sangat serius dan galak memberantas peredaran dan perdagangan narkoba, namun pada kenyataannya Mahkamah Agung lebih ringan dalam menghukum tersangka gembong narkoba. Apa penyebab ini semua?  Dan mengapa judul postingan ini saya buat seperti di atas?   Latar belakangnya adalah karena adanya temuan yang didapatkan oleh ahli  syaraf.  Dikatakan oleh Prof Andrew Lo dari laboratorium MIT bahwa ada hasil penelitian tentang otak  dalam mesin MRI.  (Lihatlah Film “Insidse Job”) Dimana jika seorang memenangkan permainan yang memenangkan uang maka bagian otak yang terangsang adalah sama persis dengan bagian otak yang terangsang jika mengkonsumsi narkoba. Jadi kesenangan yang dihasilkan jika mengkonsumsi narkoba sama dengan kesenangan  jika mendapatkan uang.  Artinya siapa yang m

Gagal Lagi, Pdt Mindawati br Perangin-angin, PhD Menjadi Anggota Komnas HAM

Gambar
Mindawati Br Perangin-angin kembali gagal menjadi anggota Komnas HAM di Indonesia.   Ini adalah kesempatan  kedua yang dilakukan oleh Pdt Minda dalam upaya menghadirkan suku Karo menjadi tokoh nasional.  Sempat lolos  keputaran akhir yang menyisakan 30 orang calon, namun pada keputusan akhir yang dilakukan oleh komisi III DPR RI hanya 13 orang yang terpilih menjadi anggota Komnas HAM periode 2013-2018. Saya sendiri sempat berharap agar kali ini Pdt Mindawati Br Perangin angin, PhD bisa terpilih.  Namun DPR memilih yang lain.  Perlu dianalisa  penyebab kegagalan Mindawati, supaya jika kelak ada lagi putra/putri Karo yang maju menjadi anggota komisi nasional yang lain , sudah bisa diterapkan strategi untuk memenangkannya. Nama nama 30 orang calon anggota Komnas HAM 1. Ansori Sinungan, mantan pegawai Kementerian Hukum dan HAM 2. Ario Djatmoko, dokter 3. Bahder J. Nasution, dosen Universitas Negeri Jambi 4. Bambang Budiono, Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Universitas Ai

Lance Amstrong Lebih Terhormat Daripada Mahkamah Agung

Gambar
Sebab menghasilkan akibat.  Karena ada sebab maka ada akibat.  Tidak ada akibat kalau tidak ada sebab.  Dalam ilmu prilaku  ada analogi dari kenyataan di atas.  Ada prilaku ada konskwensi dari prilaku.  Prilakulah yang menyebabkan konskwensi.   Karena rajin belajar maka dia pintar.  Rajin adalah sebab, pintar adalah akibat.  Karena dia korupsi maka dia dipenjara.  Korupsi adalah sebab (prilaku),  dan penjara adalah akibat (konskwensi) Steven Covey mengatakan bahwa  sebab atau prilaku masih bisa diatur, bisa diubah, bisa dimodifikasi.  Tetapi konskwensi tidak bisa diatur atau  diubah.  Prilaku bisa diubah, bisa diatur, bisa dipilih sedangkan konskwensi tidak bisa dipilih.  Karena ada hukum atau prinsip yang menyertainya.  Sebab berlanjut ke akibat diatur oleh hukum, diatur oleh prinsip.  Prilaku baik akan menghasilkan hasil baik.   Ini sesuai dengan hukum alam, tidak bisa diubah oleh manusia.  Sebab manusia tunduk pada hukum alam. Prilaku buruk akan menghasilkan konskwensi bu

Jokowi Meletakkan Bara Api di Atas Kepala Bibit Waluyo

Gambar
Sebuah pepatah kuno berkata, kalau engkau membalas kebaikan kepada orang yang jahat kepadamu, maka engkau ibarat meletakkan bara api di atas kepalanya.  Selanjutnya dia  akan sadar dan mencari kesempatan untuk membalas kebaikanmu. Saya tidak yakin apakah Jokowi pernah mendengar pepatah ini.  Namun secara ikhlas, spontan  dan tidak ada motif apa apa dia melakukannya saat Jokowi  mencium tangan mantan atasannya, Gubernur Jawa Tengah Bibi Waluyo.  Sebagaimana ramai diberitakan di berbagai media on line dan main stream   dari berbagai sudut pandang.                                                      Sumber Foto : Solopos.com Balaslah kejahatan dengan kebaikan, hanya dengan demikian orang yang jahat kepadamu sadar dan insyaf atas kesalahannya, kata orang orang bijak.    Gubernur mencium tangan gubernur.  Peristiwa yang benar benar langka.   Saya hanya pernah mengingat dua kali pejabat tinggi mencium tangan atasannya.  Menteri Muda Pemuda dan Olah Raga pada tahun 80 a

Si Lang Lang Kap Pemindon Kena E

Sebuah dialog maha penting terjadi antara Murid Yesus dengan diriNya.  Dialog atau percakapan yang berawal dari  keinginan paling dalam, paling murni, paling penting dari sifat kemanusiaan yang dimiliki oleh murid muridNya.   Dialog ini pada akhirnya  melahirkan sebuah pemahaman terhadap arti pemanggilan Yesus kepada murid muridNya.  Dan juga arti  kekristenan bagi kita semua di abad ke 21 ini. Juga dialog ini bagi saya pribadi menyampaikan sebuah informasi  yang maha penting  tentang siapa penguasa sebenarnya dalam kehidupan manusia dewasa ini.  Namun topik ini akan saya tuliskan  pada renungan berikutnya.  Sekarang saya  ingin menyampaikan apa makna  yang terkandung dalam dialog Yesus dengan murid muridNya. Secara berani  dua orang bersaudara Jakobus dan Johanes  bertanya kepada Yesus suatu pertanyaan yang sebenarnya sifatnya pribadi.   Dan dengan sopan mereka memohon kepada Yesus untuk menjawab permintaan mereka.  Setelah Yesus mengijinkan dan bertanya apa permintaan mereka, k

Kasus Novel Baswedan Membukakan Fakta Yang Lebih Menakutkan

Gambar
Sebuah kebenaran baru terkuak dalam kasus upaya penangkapan Penyidik KPK Novel Baswedan.  Sebagaimana yang sangat ramai diberitakan bahwa alasan Polda Bengkulu  mengepung kantor KPK dengan 2 kompi pasukan adalah menangkap Kompol Novel, karena terlibat kejahatan tahun 2004.  Kejahatan yang sudah berusia selama delapan tahun, akhirnya dibuka kembali dan dijadikan alasan untuk menangkap seorang perwira polisi yang pada tahun 2004 menanggung jawabi perbuatan anak buahnya yang salah tembak. Akal sehat kita langsung bertanya, “lho selama ini megapa didiamkan?”.  Mengapa sekarang tiba tiba dibuka?  Mengapa kejahatan yang dilakukan oleh anak buahnya itu, dituduhkan kepadanya? Ini adalah beberapa pertanyaan yang sangat mengganggu rasionalitas berfikir kita.  Namun yang saya ingin soroti bukan hal ini, melainkan disimpannya kejahatan. Kita ikuti cara berfikir Polda Bengkulu.  Kita asumsikan  Novel bersalah.  Apakah selama ini tidak ada yang mengetahui ‘kesa

Nilai Semangkuk Miso di Mutiara Gading Timur

Gambar
Semangkuk Miso (Mie Sop) itu rasanya gurih sekali.  Tapi bukan karena rasanya itu alasan  perantau dari Sumatra Utara setiap pagi dan petang berbondong bondong datang ke rumah kecil yang dipermak jadi warung, di salah satu sudut perumahan Mutiara Gading Timur, Bekasi Timur.   Alasan yang sebenarnya adalah merasakan  makanan khas masa kecil/remaja ketika masih di kampung halaman. Miso tidak terlalu dikenal di Pulau Jawa, khususnya Jabodetabek.   Disini masyarakat lebih mengenal Mie Baso atau Mie Ayam.  Miso memang setahuku makanan kecil di kala senggang,   di Medan dan seluruh Sumatra Utara.  Biasanya  dibuat dari campuran mie putih dan kuning, ditambah daging ayam goreng yang sudah dicabik kecil kecil.  Lalu ditambah kuah panas. Semangkuk Miso yang siap untuk disantap. Sumber Foto Dokumen Pribadi Kuahnya dibuat dari sop kaldu sapi, bercampur dengan daun seledri.  Menu tambahannya biasanya ada perkedel.  Yang disuguhkan di Mutiara Gading Timur  perkedel digant

Lubbecke Bukan Samaria

Gambar
10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Lubbecke bukanlah Samaria.  Jadi orang Samaria bukanlah orang Jerman, namun kami merasa diperlakukan  oleh Orang Samaria ketika selama sekitar 25 hari berada di Lubbecke Jerman.   Khususnya perlakuan orang Samaria yang ada di dalam Lukas 10 : 33-35.  Orang Samaria yang dikisahkan oleh Jesus sendiri dalam Nas itu sangat perfect di dalam mempraktekkan  kasih persaudaraan yang dipahaminya. Orang Samaria itu melihat (1) orang ya