Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 21 – 27 April 2024

Gambar
  Ulangan 14 : 22 – 29   Thema :  Nehken Persepuluhan Tanda Kehamaten Bahasa Karo   " Serapkenlah persepuluhen, eme sepersepuluh i bas ulih jumandu nari tep-tep tahun. Emaka lawes lah ku ingan si sada e si nggo ipilih TUHAN Dibatandu man ingan ersembah. I bas ingan e i adep-adepen TUHAN, panlah persepuluhen gandumndu, anggurndu, minak saitunndu ras anak si pemena i bas lembundu ras biri-birindu. Lakokenlah enda gelah banci kam erlajar rusur mehamat man TUHAN Dibatandu. Adi persepuluhen i bas ulih latih bekas pemasu-masun TUHAN man bandu e ndauhsa iakapndu mabasa i bas rumahndu nari ku ingan ersembah, bagenda lah perbahanndu: dayaken ulihndu latih e, emaka baba tukurna ku ingan ersembah si sada e. Tukur lah alu e kai kam merincuh: daging lembu, anak biri-biri, anggur, bir; emaka i bas ingan e, i adep-adepen TUHAN Dibatandu, panlah si e kerina dingenndu ersenang-senang ras keluargandu. Ula lupaken kalak Lewi si ringan i kotandu, erkiteken la lit ertana jine. Fakta Dan Makna i 1. S

Dapatkah Komite Penyelamat Bentukan RASN Menyelamatkan PSSI?

Pemilihan nama Komite Penyelamat oleh Rapat Akbar Sepakbola Nasional disatu sisi sangat ideal namun disisi yang lain sangat bombastis. Ideal kalau pada akhirnya komite ini benar benar bekerja dengan sistematis, terpadu, mampu mengangkat masalah sebenarnya sepak bola nasional. Lalu membuat beberapa keputusan yang mengarah terhadap pembentukan visi, misi dan strategi untuk meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia, sehingga ada tahapan untuk menjadi sejajar dengan Korea Selatan atau Jepang.


Bombastis kalau Komite Penyelamat ini hanya alat untuk merebut kekuasaan. Mengadakan Kongres Luar Biasa, mengganti ketua umum PSSI sehingga terbentuk pengurus yang baru. Cara cara seperti ini adalah cara yang bukan win-win, namun cara yang win lose; yang satu menang atau diuntungkan dan yang lain kalah atau dirugikan. Selanjutnya pihak yang kalah akan menempuh cara yang sama di kemudian hari, mengadakan rapat akbar lagi, penggusuran lagi sehingga terjadi gonto ganti pengurus terus menerus, tanpa bisa menyentuh akar permasalahan sepak bola itu sendiri.

Sumber Foto : www.Hilmifirdaus.com

Saya melihat bahwa Komite Penyelamat yang nama nama anggotanya sudah dipublikasikan tidak akan berhasil, karena menurut saya tujuannya lebih mengarah terhadap pergantian pengurus khususnya Ketua Umum PSSI. Komite Penyelamat tidak dibentuk untuk benar benar menyelamatkan PSSI atau sepak bola nasional, karena menurut saya proses pembentukannya terlalu instan dan terlalu emosional. Tidak dibentuk melalui suatu kajian yang mendalam, mendengarkan pandangan banyak ahli, atau adanya adu argumentasi yang tajam dan mendalam. Lalu apakah kalau ketua PSSI Djohar Arifin diganti maka ada jaminan ketua baru yang terpilih akan mampu membawa PSSI berdamai?

Jangan merekayasa sejarah, jangan mengabaikan sejarah. Salah satu masalah terbesar PSSI saat ini adalah dualisme Liga IPL dan ISL. Dulu sebelum Djohar Arifin terpilih jadi Ketua Umum PSSI menggantikan Nurdin Halid, maka yang resmi dan direstui oleh PSSI ISL dan LPI dianggap tidak legal. Sekarang dalam kepengurusan yang baru dibawah Djohar Arifin IPL yang berubah nama menjadi ILP yang dianggap benar dan legal, dan ISL tidak. Karena FIFA dalam Statuta nya hanya mengakui satu Liga yang resmi. Apakah nantinya seandainya terjadi penggantian ketua umum akan tidak terjadi lagi masalah dua lisme liga ini? Nampaknya semua orang PSSI terlalu kekanak kanakan kalau hanya berfikiran sempit bagaimana mengganti ketua umum saja dengan tujuan kelompoknya atau liganya yang difasilitasi.

Gagasan Penyelesaian.

Di seluruh dunia yang menjadi anggota FIFA liganya hanya satu. Negara yang sepakbola nya paling maju pun seperti Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, Brasilia, Argentina, Jepang dan lain lain liga sepak bolanya hanya satu. Namun kelas liganya seperti Inggris bisa dari Divisi Satu, Divisi Dua, Divisi Tiga, Divisi Empat. Dulu PSSI dalam masa perserikatan pun liga hanya satu tetapi Divisinya berkelas kelas. Semua bisa maju dan pertandingan yang dilakukan pun sangat banyak. Mengapa sekarang PSSI ribut untuk menentukan liga, antara IPL dan ISL?

Perlu bernegosiasi lah PSSI dengan seluruh pengurus dan anggota Exco nya untuk menentukan sistem liga Indonesia. Adanya ISL dan ILP sekarang ini harus dilihat sebagai permasalahan bersama. Tidak baik kalau pihak ILP menganggap sumber masalahnya ISL, dan pihak ISL menganggap pihak ILP yang sumber masalahnya. Adanya ISL dan ILP harus dipahami sebagai kenyataan sejarah dalam perkembangan PSSI.

Dalam bernegosiasi dicapailah yang win win, supaya hasilnya langgeng dan menguntungkan semua pihak. Kalau win lose atau lose win berarti ada pihak yang dikalahkan. Pihak yang dikalahkan apalagi dengan cara yang tidak elegan pasti juga akan memupuk perasaan dendam untuk suatu saat membalaskannya. Dan cara ini bukan cara yang berbudaya Indonesia, sebab budaya Indonesia adalah musyawarah menuju mufakat.

Apakah pengurus PSSI yang jumlahnya hampi 105 orang itu bisa mengambil solusi? Terus terang saya pun ragu, mengingat indeks pembangunan manusia Indonesia saat ini anjlok lagi ke level seratus dua puluhan, yang menandakan bahwa karakter, ketrampilan, jiwa besar dan kesediaan kita mendengar pendapat pihak lain sangat lemah.

Namun saya bersedia untuk dikatakan salah, kalau memang terbukti saya salah. Katakanlah saya salah dengan elegan dalam ruang tertutup. Bukan dengan melakukan unjuk kekuatan mengumpulkan ratusan orang. Sebab itu hanya memperbesar rasa malu saya saja. Maaf, dan terima kasih. Hidup PSSI, Bravo sepak bola Nasional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023