Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 21 – 27 April 2024

Gambar
  Ulangan 14 : 22 – 29   Thema :  Nehken Persepuluhan Tanda Kehamaten Bahasa Karo   " Serapkenlah persepuluhen, eme sepersepuluh i bas ulih jumandu nari tep-tep tahun. Emaka lawes lah ku ingan si sada e si nggo ipilih TUHAN Dibatandu man ingan ersembah. I bas ingan e i adep-adepen TUHAN, panlah persepuluhen gandumndu, anggurndu, minak saitunndu ras anak si pemena i bas lembundu ras biri-birindu. Lakokenlah enda gelah banci kam erlajar rusur mehamat man TUHAN Dibatandu. Adi persepuluhen i bas ulih latih bekas pemasu-masun TUHAN man bandu e ndauhsa iakapndu mabasa i bas rumahndu nari ku ingan ersembah, bagenda lah perbahanndu: dayaken ulihndu latih e, emaka baba tukurna ku ingan ersembah si sada e. Tukur lah alu e kai kam merincuh: daging lembu, anak biri-biri, anggur, bir; emaka i bas ingan e, i adep-adepen TUHAN Dibatandu, panlah si e kerina dingenndu ersenang-senang ras keluargandu. Ula lupaken kalak Lewi si ringan i kotandu, erkiteken la lit ertana jine. Fakta Dan Makna i 1. S

Bisakah Tuhan Dibujuk?

Mungkinkah manusia melakukan perbuatan yang dapat menutupi kelemahan, dan kebernodaan dirinya? Atau semua perbuatan yang dianggap baik, yang dipikirkan dan diyakini manusia bisa membasuh dirinya sehingga bersih dihadapan Allah, hanya merupakan sebuah keyakinan manusia yang tidak akan pernah dapat dibuktikan kebenarannya? Kalau begitu apa arti semua perbuatan baik manusia?

Apakah manusia bisa dan sanggup membujuk Tuhan? Apakah seorang yang tadinya hidup dalam gelimpangan dosa, bisa bersih dan tak bernoda dengan melakukan perbuatan perbuatan yang dia katakan baik ? Sebab kalau manusia dapat membuat dirinya menjadi suci dan selanjutnya masuk sorga, berarti dia lebih berkuasa dibanding Tuhan Allah itu sendiri. Pada hal manusia mengenalNya pun tidak sanggup, apalagi memperngaruhi cara berfikir Nya, lalu mengarahkanNya untuk merubah keputusanNya.

Kalau begitu tidak akan ada manusia yang selamat, sebab manusia semua sudah berdosa dan tidak layak dihadapan TUHAN yang selalu dikatan Maha Mulia, Maha Suci, Maha Kuasa, Maha Besar. Sebab mana mungkin yang tidak mulia bisa mempengaruhi yang mulia, yang tidak suci mempengaruhi yang suci, yang terbatas mendefenisikan yang tak terbatas.

Lihat saja kenyataan yang banyak terlihat, jangan kan pimpinan partai politik yang jelas jelas sekuler, di lembaga lembaga agama pun masih banyak orang yang mengatas namakan agama atau kegiatan keagamaan, namun sebenarnya motif utamanya adalah uang, jabatan, ketenaran, kehormatan pribadi dll. Apakah manusia seperti ini bisa mengelabui Tuhan? Apakah dia mampu menyembunyikan motivasi dan perbuatannya dari hadapan Tuhan yang Maha Suci dan Maha Tahu?

Dalam hati kecilku, satu satunya yang dapat menyebabkan keselamatan manusia itu adalah kalau Allah memutuskan untuk menyelamatkan dirinya. Namun sekali lagi, keputusan dan ketetapan Allah untuk menyelamatkan manusia tidak karena bujuk rayu, doa-doa, perbuatan, dari manusia itu. Tidak dan tidak mungkin.

Lalu kalau begitu dapatkah manusia mengetahui ada atau tidak sebuah keputusan atau ketetapan Allah untuk menyelamatkan manusia? Persoalan sebenarnya dalam hal ini, mampukah manusia atau filsafat manusia untuk mengenal dan memahami cara berfikir Tuhan? Jawabannya tidak, sebab sangat tidak mungkin otak yang besarnya hanya sebesar kelapa mampu menyamai otak yang besarnya lebih besar dari seluruh alam semesta.

Dulu pernah ada yang bersusah payah untuk menyamai cara berfikir Tuhan. Namun dia tidak mampu, sehingga kesimpulannya hanya nada nada putus asa, “Tuhan sudah Mati” menggantikan nada putus asa sebelumnya “aku ada karena aku berikir aku ada”.

Dalam hati kecilku yang paling dalam, dan sangat kutahu dan kuyakini bahwa ketetapan Allah untuk menyelamatkan manusia adalah Yesus Kristus. Sebab kalau tidak buat apa Tuhan Allah mengijinkan Yesus Kristus lahir dan masuk kedalam cara berfikir manusia kalau hanya menimbulkan kontroversial saja. Tapi, apa MOTIVASI Tuhan melahirkan Yesus Kristus?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023