Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 21 – 27 April 2024

Gambar
  Ulangan 14 : 22 – 29   Thema :  Nehken Persepuluhan Tanda Kehamaten Bahasa Karo   " Serapkenlah persepuluhen, eme sepersepuluh i bas ulih jumandu nari tep-tep tahun. Emaka lawes lah ku ingan si sada e si nggo ipilih TUHAN Dibatandu man ingan ersembah. I bas ingan e i adep-adepen TUHAN, panlah persepuluhen gandumndu, anggurndu, minak saitunndu ras anak si pemena i bas lembundu ras biri-birindu. Lakokenlah enda gelah banci kam erlajar rusur mehamat man TUHAN Dibatandu. Adi persepuluhen i bas ulih latih bekas pemasu-masun TUHAN man bandu e ndauhsa iakapndu mabasa i bas rumahndu nari ku ingan ersembah, bagenda lah perbahanndu: dayaken ulihndu latih e, emaka baba tukurna ku ingan ersembah si sada e. Tukur lah alu e kai kam merincuh: daging lembu, anak biri-biri, anggur, bir; emaka i bas ingan e, i adep-adepen TUHAN Dibatandu, panlah si e kerina dingenndu ersenang-senang ras keluargandu. Ula lupaken kalak Lewi si ringan i kotandu, erkiteken la lit ertana jine. Fakta Dan Makna i 1. S

SINTUA HASIAN SIHOMBING


Bahwa Paulus dan Silas pernah dikriminalisasi, melalui sebuah fitnahan mematikan yang sangat cerdas. Lalu didera dan siksa bahkan dimasukkan kedalam penjara. Di dalam perjalanan mereka ke Makedonia, bertemulah dengan seorang penenung wanita yang nampaknya sangat mengenali Tuhan Yesus. Wanita penenung inilah yang dengan teriakannya selalu berkata : "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan."

Sambil mengikuti Paulus dari belakang dia melontarkan teriakannya kepada semua orang yang melihat Sang Rasul. Dan hal itu berlangsung beberapa hari lamanya. Sangat mengganggu, karena itu adalah kata-kata kosong yang keluar hanya melalui mulut dan bibir si wanita, bukan dari otak kesadarannya apalagi kemurnian hatinya. Sampailah kepada titik batas kesabaran kemanusiaan Paulus, maka dia segera menghadap si wanita penenung dan dengan suara ketegasan manusia yang sudah diurapi menghardik kepada roh yang merasukinya : "Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini”. Seketika itu juga keluarlah roh itu, meninggalkan si perempuan dalam kelunglaian disertai rasa malu bercampur marah.

Persoalan nampaknya selesai, tapi bukan, karena inil baru awal penderitaan. Si wanita penenung hanyalah alat pencari uang beberapa lelaki yang dari tadi mengawasi. Begitu roh setan itu keluar, hilanglah “kesaktian” si wanita. Tidak mampu lagi meramal masa depan apa lagi nomor toto gelap. Hilanglang sumber uang masuk. Rasa geram dan marah memancar dari mata dan tangan para lelaki yang menjadi tuannya. Marah kepada Paulus dan Silas, lalu mereka mengoyakkan pakaian yang melekat dibadan Rasul, menyeretnya ditengah keramaian untuk dibawa menghadap penguasa. Direkayasa kesalahan mereka untuk didera dan akhirnya dimasukkan ke dalam penjara. Karena mata pencaharian syirik mereka diganggu oleh kebenaran, dan Nama Yesus Kristus.

Sintua Hasian Sihombing bukanlah Paulus dan bukan juga Silas. Tapi penyiksaan yang mereka alami sama, karena menyatakan kebenaran. Kebenaran didalam mempersembahkan hidup mereka dalam melakukan ibadah kepada Sang Kasih. Paulus dan Silas disiksa berawal karena wanita penenung dihardik roh setan-nya. Sintua Sihombing, ditusuk dan terbaring lemah, membuktikan kesetiannya kepada Kristus Sang Pembawa Damai. Berbedakah kedudukan si wanita dengan si penusuk? Atau sebaliknya, kedudukan mereka sebenarnya sama. Hanya menjadi alat dari nafsu-nafsu bejat beberapa orang yang merasa dirinya lebih terhormat?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023